Kohesi & Adhesi: Pengertian, Percobaan, Contoh dan Gambar (Materi SMP)
https://juniorsciences.blogspot.com/2018/05/gaya-kohesi-dan-adhesi.html
Daftar Materi IPA Terpadu
Advertisement
Baca Juga:
Ikatan antar partikel zat tidak hanya terjadi pada zat yang sama. Tetapi dapat juga terjadi pada dua zat yang berbeda. Ikatan yang terjadi merupakan gaya tarik-menarik antar partikel. Gaya tarik antar partikel dibedakan menjadi dua, yaitu gaya kohesi dan gaya adhesi. Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan kohesi dan adhesi itu? Untuk mengetahui jawabannya, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Pengertian Kohesi
Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Gaya kohesi mengakibatkan sebuah zat tidak dapat menempel pada zat yang lain. Contoh peristiwa kohesi adalah air tidak dapat menempel pada daun talas. Air tidak menempel pada daun talas disebabkan karena gaya tarik-menarik antar partikel air (sejenis) lebih besar daripada gaya tarik-menarik antara partikel air dengan daun talas (tak sejenis).
Contoh lain gaya kohesi adalah pada sebuah gelas terjadi tarik-menarik antara partikel-partikel gelas, pada air terjadi tarik-menarik antara partikel-partikel air, pada raksa terjadi tarik-menarik antara partikel-partikel raksa, gaya tarik-menarik antara partikel-pertikel minyak goreng, dan sebagainya.
Pengertian Adhesi
Adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Gaya adhesi mengakibatkan sebuah zat dapat menempel pada zat lain (tetapi bukan gaya magnet atau gaya tarik gravitasi bumi). Contoh peristiwa adhesi adalah cat dapat menempel pada tembok. Hal ini disebabkan karena gaya tarik antara partikel cat dengan tembok (tak sejenis) lebih besar daripada gaya tarik antar partikel cat dengan cat (sejenis) atau partikel tembok dengan tembok (sejenis).
Contoh lain gaya adhesi adalah pada gelas yang diisi air, terjadi gaya tarik-menarik antara partikel-partikel gelas dengan partikel-partikel air, pada gelas yang diisi raksa terjadi gaya tarik-menarik antara partikel-partikel gelas dengan partikel-partikel raksa, pada papan tulis dengan kapur terjadi gaya tarik-menarik antara partikel-partikel papan tulis dengan partikel kapur, dan pada kertas dengan pensil terjadi gaya tarik-menarik antara partikel-partikel kertas dengan partikel-partikel pensil.
Poin IPA
|
Gaya tarik-menarik partikel ada dua macam, yaitu kohesi dan adhesi.
■ Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat yang sejenis. Misalnya, gaya tarik-menarik antara partikel-partikel air.
■ Adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel kapur dan partikel-partikel papan tulis.
|
Miniskus Cembung dan Cekung
Gaya adhesi dan kohesi dapat menyebabkan beberapa bentuk permukaan zat cair berbeda-beda. Ada yang berbentuk cembung dan ada yang berbentuk cekung, yang disebut dengan miniskus. Miniskus cembung terjadi apabila zat cair tidak membasahi dinding. Sedangkan miniskus cekung terjadi apabila zat cair dapat membasahi dinding.
Kenapa bisa terjadi miniskus cembung dan cekung? Untuk mengetahui jawabannya, silahkan kalian lakukan percobaan Kohesi dan Adhesi.
Percobaan Kohesi dan Adhesi
A. Tujuan:
Mengetahui bentuk permukaan zat cair.
B. Alat dan Bahan:
1. Tabung reaksi
2. Air
3. Minyak goreng
C. Cara Kerja:
1. Sediakan sebuah tabung reaksi, pada bagian dalam tabung olesi dengan minyak goreng. Kemudian masukkan air dalam tabung tersebut kira-kira ½ bagian. Bagaimana bentuk permukaan air dalam tabung? Mengapa demikian?
2. Sediakan sebuah tabung reaksi yang lain dan masukkan air ke dalamnya kira-kira ½ bagian. Bagaimana bentuk permukaan air dalam tabung? Mengapa demikian?
Dari percobaan sederhana di atas, tampak bahwa permukaan air pada tabung (a) yang diolesi minyak berbentuk cembung (miniskus cembung), karena kohesi air lebih besar daripada adhesi air pada tabung yang diolesi minyak.
Sedangkan permukaan air pada tabung (b) yang tidak diolesi minyak berbentuk cekung (miniskus cekung), karena kohesi air lebih kecil daripada adhesi air pada tabung, sehingga dinding tabung basah oleh air.
Zat cair yang tidak membasahi dinding tempatnya, miniskus (permukaannya) cembung, sebab kohesi lebih besar daripada adhesinya. Zat cair yang membasahi dinding tempatnya, miniskus (permukaannya) cekung, sebab adhesinya lebih besar daripada kohesinya. Jadi hubungan kohesi, adhesi, dan miniskus dapat kita tuliskan sebagai berikut.
Miniskus cembung → kohesi > adhesi
Miniskus cekung → adhesi > kohesi
|
Tegangan Permukaan
Kohesi antarpartikel zat cair di dalam suatu wadah, khususnya dalam keadaan tenang menyebabkan permukaannya kelihatan tegang (seperti ada selaput tipis) yang disebut tegangan permukaan. Oleh karena itu, bila kamu menempatkan benda-benda, seperti silet, jarum kecil, atau benang secara hati-hati, maka benda-benda tersebut dapat terapung.
Untuk mengamati fenomena tegangan permukaan, pergilah ke sebuah sungai yang airnya tenang. Amati apakah di sana banyak serangga yang bergerak di atas air tanpa tenggelam! Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Tentu saja karena pengaruh tegangan permukaan zat cair.
Namun perlu kamu ketahui bahwa tidak semua benda dapat dipengaruhi oleh tegangan permukaan zat cair. Tegangan permukaan zat cair hanya bekerja pada benda-benda yang memiliki massa jenis kecil atau memiliki luas penampang yang besar. Batu misalnya, yang memiliki massa jenis besar, maka apabila diletakkan di atas permukaan zat cair akan tenggelam begitu saja.
Kapilaritas
Selain mengakibatkan bentuk permukaan zat (miniskus) cair berbeda-beda dan tegangan permukaan, gaya adhesi dan kohesi juga mengakibatkan adanya gejala kapilaritas. Tahukah kamu apa yang dimaksud denga kapilaritas itu?
Gaya kapiler atau kapilaritas adalah gejala meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut. Gejala ini disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dengan dinding celah itu. Akibatnya, bila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat cair, permukaannya menjadi tidak sama.
Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
□ naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor dapat menyala.
□ naiknya minyak tanah pada sumber lampu tempel sehingga lampu itu menyala.
□ naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah.
□ naiknya air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan.
□ air menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap.
□ cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis atau kertas isap.
Contoh Kohesi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut ini adalah beberapa contoh peristiwa atau gejala kohesi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
□ Air yang berada di atas daun talas terlihat butiran dan mengumpul karena gaya kohesi air lebih besar daripada gaya adhesinya
□ Air dan minyak goreng tidak mau bercampur karena gaya kohesi masing-masing molekul air dan molekul minyak lebih kuat.
□ Gaya tarik-menarik molekul raksa pada tabung reaksi sehingga permukaan raksa terlihat cembung
□ Gaya tarik-menarik antar molekul air dengan oli sepeda motor sehingga keduanya tidak mau bercampur.
□ Gaya tarik-menarik molekul raksa pada tabung termometer.
□ Gaya tarik-menarik antarpartikel uang kertas sehingga mengakibatkan uang kertas tidak mudah pudar dan sobek sekalipun basah atau tercuci.
□ Tetesan air pada saat membentuk bulatan sesaat sebelum menetes.
Contoh Adhesi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut ini adalah beberapa contoh peristiwa atau gejala adhesi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
□ gaya tarik-menarik antara air dengan tabung reaksi dari kaca sehingga air membasahi dinding kaca.
□ gaya tarik-menarik antara air dengan gelas kaca sehingga air membasahi dinding kaca.
□ gaya tarik-menarik antara kapur dengan papan tulis sehingga kapur bisa digunakan untuk menulis.
□ gaya tarik-menarik antara cat tembok dengan tembok sehingga cat menempel pada tembok.
□ gaya tarik-menarik antara tinta bolpoin dengan buku sehingga tulisan dapat terbaca dengan jelas.
□ gaya tarik-menarik antara tinta printer dengan kertas.
□ gaya tarik-menarik antara lem kertas dengan kertas sehingga kertas bisa dilem dengan kuat.
□ gaya tarik-menarik antara semen dengan batu dan pasir sehingga batu dan pasir dapat saling menempel dengan erat.