Loading...

Cara Menghitung Kadar Zat dalam Campuran, Rumus, Contoh Soal dan Pembahasan (Materi SMP)

Advertisement
Apa itu Campuran?
Campuran adalah gabungan dari dua zat tunggal atau lebih, dapat berupa unsur dengan unsur, senyawa dengan senyawa, maupun unsur dengan senyawa tanpa terjadi reaksi kimia. Contohnya adalah sebagai berikut.
 Campuran antara unsur dengan unsur:
Emas putih tersusun atas emas (Au), perak (Ag) dan tembaga (Cu) yang ketiganya merupakan unsur yang terdapat bebas di alam.
 Campuran antara senyawa dengan senyawa:
Air garam tersusun atas air (H2O) dan garam (NaCl) yang keduanya merupakan zat tunggal berupa senyawa.
 Campuran antara unsur dengan senyawa:
Serbuk besi di dalam air. Serbuk besi (Fe) merupakan zat tunggal dalam bentuk unsur, sedangkan air merupakan zat tunggal dalam bentuk senyawa.
Cara Menghitung Kadar Zat dalam Campuran, Rumus, Contoh Soal dan Pembahasan
Contoh lain dari campuran beserta manfaatnya yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Tabel Beberapa Contoh Campuran dan Manfaatnya
Nama Campuran
Zat Penyusun
Fungsi
Air kopi
Air dan kopi
Minuman
Air gula
Air dan gula
Minuman
Udara
O2, CO2, N2 dan H2O
Pernafasan
Sirop
Air, gula, dan pewarna
Minuman
Perunggu
Tembaga, zeng, timah
Medali
Kuningan
Tembaga, zeng
Ornamen
Stainless stell
Besi, krom, nikel
Alat dapur, alat kesehatan
Emas putih
Emas, perak, tembaga
Perhiasan
Tenol
Timah, timbal
Penyambung kabel saat menyoder

Campuran Vs Senyawa
Perbedaan sifat atau karakteristik antara senyawa dan campuran ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel Perbedaan antara Senyawa dan Campuran
Keadaan
Senyawa
Campuran
Penyusun
Disusun oleh beberapa unsur saja
Disusun oleh beberapa unsur atau beberapa senyawa
Sifatnya
Sifat komponen penyusun senyawa berbeda dengan aslinya
Sifat komponen penyusun campuran sesuai dengan sifat masing-masing
Proses pembentukan
Terbentuk melalui reaksi kimia
Terbentuk melalui perubahan fisika bukan melalui reaksi kimia
Perbandingan massa
Perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya tetap dan tertentu
Perbandingan massa zat penyusunnya tidak tentu
Cara pemisahan
Melalui proses kimia komponen penyusun senyawa dapat dipisahkan
Melalui proses fisika komponen penyusun campuran dapat dipisahkan

Campuran Homogen Vs Campuran Heterogen
Campuran homogen atau sering disebut sebagai larutan adalah campuran antara dua zat atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi. Contoh campuran homogen adalah sirop (campuran air, gula, pewarna), larutan oralit, udara, air garam, air gula, cuka, air sumur, stainless steel, soft drink dan sebagainya.

Campuran heterogen adalah campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya. Contoh campuran heterogen adalah air kopi, air dan tanah, air dan pasir, air dan kapur, air dan tepung, air dan minyak, gula dan garam, adonan kue dan sebagainya.

Perbedaan sifat antara campuran homogen dan campuran heterogen disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel Perbedaan Sifat Campuran Homogen dan Campuran Heterogen
Sifat/Karakteristik
Campuran Homogen
Campuran Heterogen
Partikel penyusun
Tidak dapat dibedakan antara partikel yang satu dengan yang lainnya
Dapat dibedakan antara partikel yang satu dengan yang lainnya
Warna
Sama
Tidak sama (terdapat degradasi)
Rasa
Sama
Tidak sama
Perbandingan zat tercampur
Sama
Tidak sama
Konsentrasi
Sama
Tidak sama
Wujud
Padatan, cairan, gas
Padatan, cairan, gas
Klasifikasi
Berdasarkan sifatnya, dibedakan menjadi larutan asam, basa, dan garam
Berdasarkan ukuran partikel penyusunnya dibedakan menjadi suspensi dan koloid
Teknik pemisahan
Tidak dapat dipisahkan menggunakan cara mekanis tetapi melalui cara yang lebih rumit seperti distilasi
Dapat dipisahkan menggunakan cara mekanis seperti filtrasi (penyaringan)

Menghitung Kadar Zat dalam Campuran

Suatu campuran disusun oleh zat terlarut dan zat pelarut. Zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dari zat pelarut. Kadar zat dalam campuran menyatakan banyaknya zat terlarut dalam campuran tersebut. Kadar suatu zat dalam campuran dapat dinyatakan dalam persen massa (% massa) atau persen volume (% volume) atau persejuta (bpj atau ppm = part per milion).
1. Persen Massa (% m/m)
Persen massa menyatakan jumlah gram suatu zat dalam 100 gram campuran. Misalnya: kadar emas 75%, berarti dalam campuran tersebut mengandung 75 gram emas dalam setiap 100 gram campuran. Rumus persen massa adalah sebagai berikut.
% massa
=
Massa zat
× 100%
Massa campuran

2. Persen Volume (% V/V)
Persen volum menyatakan jumlah mL suatu zat dalam 100 ml campuran. Misalnya: volume cuka dalam air 60%. Berarti dalam 100mL larutan terdapat 60 mL cuka. Rumus persen volume adalah sebagai berikut.
% volume
=
Volume zat
× 100%
Volume larutan

3. Bagian per Sejuta (bpj)/ppm
Bagian persejuta (bpj) atau part per milion (ppm) menyatakan jumlah bagian suatu zat dalam sejuta bagian campuran. Misalnya: kadar polutan dalam sampel udara di jakarta 22 bpj, berarti dalam 1 juta liter udara di jakarta terdapat 22 liter gas polutan. Rumus bagian persejuta adalah sebagai berikut.
Kadar zat
=
Jumlah zat
× 106 ppm
Jumlah campuran
1% = 10.000 ppm

Contoh Soal 1:
Sebanyak 50 mL minyak tanah dicampur dengan 200 mL bensin, berapakah kadar minyak tanah dalam larutan tersebut?
Jawab:
Volume minyak tanah = 50 mL
Volume bensin = 200 mL
Volume campuran = 200 + 50 = 250 mL
% volume minyak tanah
=
Volume minyak tanah
× 100%
Volume campuran
% volume minyak tanah
=
50
× 100% = 20%
250
Jadi, kadar minyak tanah dalam larutan tersebut adalah 20%.

Contoh Soal 2:
Kadar zat pengawet dalam makanan 25 bpj, berapa persen kadar pengawet dalam makanan tersebut?
Jawab:
Hubungan persen dengan bpj adalah 1% = 10.000 bpj, maka:
25 bpj
=
25
× 1% = 0,025%
10.000
Jadi, persen kadar pengawet dalam makanan tersebut adalah 0,025%.

Contoh Soal 3:
Dalam 500 gram bijih besi (campuran besi dengan pengotornya) terdapat 400 gram besi. Berapakah kadar pengotor yang terlarut dalam bijih tersebut?
Jawab:
Massa besi = 400 gram
Massa campuran = 500 gram
Berarti massa pengotor = 500  400 = 100 gram, sehingga:
% massa pengotor
=
Massa pengotor
× 100%
Massa campuran
% massa pengotr
=
100
× 100% = 20%
500
Jadi, kadar pengotor dalam bijih besi tersebut adalah 20%.

Contoh Soal 4:
30 mL alkohol dilarutkan ke dalam 70 mL air sehingga terbentuk suatu larutan alkohol dengan kadar tertentu. Tentukan kadar alkohol dalam larutan alkohol tersebut.
Jawab:
Volume alkohol = 30 mL
Volume air = 70 mL
Volume campuran = 30 mL + 70 mL = 100 mL
% volume alkohol
=
Volume alkohol
× 100%
Volume campuran
% volume alkohol
=
30
× 100% = 30%
100
Jadi, kadar larutan alkohol tersebut adalah 30%.

Contoh Soal 5:
Dalam 200 mL air terdapat 5 mL gula pasir, berapakah kadar gula pasir dalam air tersebut?
Jawab:
Volume campuran (air + alkohol) = 200 mL
Volume gula pasir = 5 mL
% volume gula pasir
=
Volume gula pasir
× 100%
Volume campuran
% volume gula pasir
=
5
× 100% = 2,5%
200
Jadi, kadar gula pasir dalam campuran tersbeut adalah 2,5%.

Post a Comment

  1. Bahan murni
    1.nho3
    2.p2s04
    3.kalium hidroksida
    Agar masing2 jd 16%/100g
    Brp takaran masing2 bahan?
    Bagaimana cara menghitungnya)

    ReplyDelete

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru