Pemanasan Global: Definisi, Proses Terjadi, Faktor Penyebab, Dampak & Cara Mengatasinya (Materi SMP K13) Bagian 2
Daftar Materi IPA Terpadu
Meningkatnya kadar CO2 di atmosfer selama 150 tahun terakhir membuat para ilmuwan prihatin karena hal tersebut berkaitan erat dengan meningkatnya suhu global, lebih dari satu abad, ilmuwan telah mempelajari bagaimana gas-gas rumah kaca menghangatkan bumi dan bagaimana pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi terhadap pemanasan suhu Bumi. Sebagian besar ilmuwan meyakini bahwa pemanasan global telah dimulai dan akan meningkat cepat di abad ini.
Lebih dari 100 tahun yang lalu, temperatur rata-rata suhu di permukaan Bumi meningkat sekitar 0,6oC. Peningkatan temperatur inilah yang disebut dengan pemansan global. Pemanasan global adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan suhu rata-rata atmosfer Bumi dan lautan secara bertahap, serta sebuah perubahan yang diyakini secara permanen mengubah iklim bumi.
Faktor Penyebab Terjadinya Pemanasan Global
Segala bentuk aktivitas manusia selalu berdampak bagi lingkungan, baik itu membawa dampak positif ataupun dampak negatif. Begitu pula dengan kondisi atmosfer Bumi saat ini yang mengalami perubahan akibat aktivitas manusia. Pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan dapat meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Dikarenakan CO2 adalah salah satu gas rumah kaca, maka meningkatnya kadar CO2 di atmosfer akan berkontribusi terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu, setiap tahun kadar CO2 di atmosfer terus menerus meningkat. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pemanasan global di antaranya, adalah sebagai berikut:
1. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca terjadi akibat gas-gas tertentu menghalangi panas keluar, dimana gas-gas tersebut bersifat semi-permanen dan tidak merespon terhadap perubahan suhu, sehinga panas tersebut terperangkap dan memaksakan perubahan iklim atau di deskripsikan sebagai “forcing” climate change. Gas-gas yang berkontribusi dalam efek rumah kaca, sebagai berikut:
A. Uap Air (H2O)
Uap air merupakan gas paling banyak dihasilkan dari efek rumah kaca, gas ini berperan sebagai “umpan balik”. Kenapa disebut demikian? Karena uap air akan meningkat seiringan dengan suhu bumi yang juga meningkat, sehingga semakin banyak uap air yang membentuk awan, dan menurunkan hujan, itulah kenapa disebut sebagai mekanisme umpan balik.
B. Kabon dioksida (CO2)
Sebenarnya karbon dioksida dilepaskan secara alami ketika kita bernafas dan juga pada saat terjadinya gunung meletus, namun, akibat perilaku dan perbuatan manusia yang melakukan penebangan pohon berskala besar atau biasa kita sebut penggundulan hutan, hal ini meningkatkan sebanyak 47% konsentrasi karbon dioksida ke atmosfer kita. Padahal peranan keberadaan pohon sangat penting, karena mampu menyerap gas-gas berbahaya dan mengubahnya menjadi oksigen (O2).
C. Metana (CH4)
Sama halnya dengan karbon dioksida, metana juga secara alami berasal dari emisi geologis, dan tumbuh-tumbuhan, namun gas metana menjadi banyak dilepasakan ke atmosfer akibat berbagai perbuatan manusia seperti penambangan, kegiatan perternakan, dan juga limbah pengurai di pembuangan sampah. Perlu diketahui bahwa gas metana merupakan gas rumah kaca yang lebih aktif dibandingkan karbon dioksida meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit dari pada karbon dioksida di atmosfer.
D. Dinitrogen Oksida (N2O)
Dinitrogen oksida dihasilkan oleh adanya praktik budidaya tanah seperti penggunaan pupuk komersil dan organik, pembakaran bahan bakal fosil, pembakaran biomassa, dan juga produksi asam nitrat. Perlu diketahui bahwa dinitrogen oksida merupakan gas yang memiliki 298x pengaruh lebih kuat dibandingkan karbon dioksida.
E. Klorofluorokarbon (CFC)
Klorofluorokarbon terdiri dari karbon, klorin, dan flourin ini merupakan senyawa sintetis murni yang dihasilkan akibat penggunaan produk seperti kulkas dan AC (Air Conditioner). Selain merupakan gas rumah kaca, Klorofluorokarbon juga merupakan gas yang dapat menipiskan lapisan ozon, dimana lapisan ozon itu berfungsi untuk melindungi bumi dari benda-benda langit dan juga menahan 98% sinar ultraviolet atau yang kita sebut sinar UV dari matahari.
2. Efek Umpan Balik
Ketika suhu bumi meningkat maka akan terjadi proses-proses berantai lainnya, atau secara sederhana disebut efek umpan balik. Efek umpan balik dapat berupa pemanasan (efek positif) atau pendinginan (efek negatif). Beberapa contoh sederhana efek umpan balik dapat dijelaskan sebagai berikut:
■ Umpan balik uap air-radiasi
Manakala suhu permukaan bumi meningkat maka akan semakin banyak uap air yang dilepaskan ke atmosfir. Uap air itu sendiri merupakan gas rumah kaca karena kemampuannya menyerap radiasi infra merah yang dipantulkan permukaan bumi. Akibatnya, atmosfir akan semakin panas dan meningkatkan suhu permukaan bumi (umpan balik positif).
■ Umpan balik awan-radiasi
Tutupan awan semakin besar seiring bertambahnya uap air di atmosfir akibat kenaikan suhu permukaan bumi. Awan yang semakin tebal dapat mengurangi radiasi cahaya matahari yang mencapai permukaan bumi. Efek yang ditimbukannya dapat berupa penurunan suhu permukaan bumi (umpan balik negatif).
■ Umpan balik es-albedo
Es memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan daratan dan air dalam hal memantulkan radiasi cahaya matahari. Naiknya suhu permukaan bumi mencairkan lebih banyak es di wilayah kutub. Akibatnya, akan semakin banyak radiasi cahaya matahari yang diserap permukaan bumi sehingga suhu permukaan bumi semakin meningkat (umpan balik positif), dan pencairan es akan terus berlanjut.
Kemampuan laut menyerap karbon akan berkurang oleh karena naiknya suhu di laut. Kenaikan suhu di laut dapat menyebabkan berkurangnya nutrien di lapisan mesopelagik sehingga pertumbuhan diatom menjadi terhalang. Padahal diatom memiliki kemampuan menyerap karbon dalam jumlah yang besar di laut (Buesller, dkk., 2007). Proses tersebut merupakan bentuk lain dari efek umpan-balik.
3. Variasi Matahari
Kontribusi matahari terhadap pemanasan global merupakan salah satu pokok bahasan penting. Dua ilmuan dari Duke University memperkirakan bahwa matahari telah berkontribusi sekitar 45- 50% terhadap peningkatan suhu rata-rata bumi selang periode 1900 – 2000, dan sekitar 25-30% selang tahun 1980 – 2000 (Scaffeta dkk, 2006). Gambar di bawah ini menampilkan fluktuasi radiasi cahaya matahari selama 150 tahun belakangan (1850 – 2000).
Terdapat perbedaan mendasar antara efek rumah kaca dan efek peningkatan aktivitas matahari. Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya penurunan suhu di lapisan stratosfer (merupakan bagian atmosfir bawah pada posisi antara troposfer dan lapisan ozon), sebaliknya peningkatan aktivitas matahari menyebabkan pemanasan di lapisan tersebut.
Efek pendinginan di lapisan stratosfer telah teramati sejak tahun 1960 (Anonimous, 2001). Berdasarkan simulasi, Ammann dan Caspar (2007) menemukan bahwa fenomena variasi matahari dan aktivitas gunung berapi telah menimbulkan efek pemanasan sejak masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
4. Peternakan (Konsumsi Daging)
Peternakan adalah salah satu sektor yang berkontribusi dalam peningkatan pemanasan global yang berasal dari kotoran dan ekstraksi hewan. Sektor peternakan menyumbang gas metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), karbon dioksida (CO2), dan amonia yang dapat menimbulkan hujan asam.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global adalah sebagai berikut.
■ Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil sebagai pembangkit tenaga listrik.
■ Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran gasoline sebagai bahan bakar alat transportasi.
■ Emisi metana dari hewan, lahan pertanian, dan dari dasar laut Arktik.
■ Deforestation (penebangan liar) yang disertai dengan pembakaran lahan hutan.
■ Penggunaan chlorofluorocarbons (CFCs) dalam refrigator (pendingin).
■ Meningkatnya penggunaan pupuk kimia dalam pertanian.
Dampak Pemanasan Global
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa aktivitas manusia telah mengubah kealamian dari gas rumah kaca di atmosfer. Konsekuensi dari perubahan gas rumah kaca di atmosfer sulit diprediksi, tetapi beberapa dampak yang telah nampak, yaitu sebagai berikut.
1. Mencairnya Gletser
Dampak pemanasan global yang cukup sering dipublikasikan adalah mencairnya gletser: Mencairnya gletser akan menciptakan banyak masalah bagi manusia dan hewan yang hidup di bumi. Salah satunya adalah kenaikan permukaan laut. Seiring meningkatnya pemanasan global, permukaan laut akan naik sehingga berpotensi menyebabkan banjir.
2. Perubahan Iklim
Akibat pemanasan global yang kedua adalah terjadinya perubahan Iklim. Pola cuaca yang tidak teratur telah mulai menunjukkan efek pemanasan global tersebut. Peningkatan curah hujan dalam bentuk hujan telah diketahui di daerah kutub dan gurun. Meningkatnya pemanasan global akan menyebabkan lebih banyak penguapan yang akan menyebabkan lebih banyak hujan. Hewan dan tumbuhan tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan peningkatan curah hujan. Tanaman dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke area lain. Ini dapat menyebabkan seluruh ekosistem berubah secara total dan cepat. Diluar kemampuan manusia untuk beradaptasi.
3. Meningkat dan meluasnya kekeringan
Meskipun mungkin adanya hujan dan banjir di Savannah, kekeringan yang parah terjadi di bagian lain di dunia. Ketika suhu hangat, keberadaan kekeringan telah meningkat di bagian barat Amerika Serikat. Kekeringan juga menyebabkan terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Penguapan skala besar menjadi penyebab utama kekeringan di banyak tempat, terutama Afrika. Kekeringan yang berpoentsi menyebabkan gagal panen dapat menyebabkan malnutrisi.
4. Meluasnya penyakit
Karena suhu bumi menjadi lebih hangat, ini dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan meluasnya penyakit yang mereka hadapi. Dengan peningkatan curah hujan, penyakit yang terbawa air cenderung menyebar, seperti penyakit malaria.
5. Meningkatnya frekuensi badai
Ketika suhu lautan naik, angin topan dan badai lainnya cenderung menjadi lebih kuat. Dengan meningkatnya pemanasan global, air di laut memanas yang akan memanaskan udara di sekitarnya sehingga menciptakan angin topan.
6. Naiknya permukaan laut
Mencairnya es di kutub dan berkurangnya air yang menguap ke atmosfir menyebabkan naiknya permukaan laut. Kota-kota besar dan kota-kota pesisir yang tidak jauh di dekat pantai timur AS, kepulauan pasifik, Teluk Meksiko hanyalah beberapa wilayah di mana kerusakan banjir mulai menenggelamkan beberapa arealnya.
7. Rusaknya ekosistem laut
Kondisi terumbu karang dunia terus berkurang dan rusak akibat pemanasan global. Sekali terumbu karang terpengaruh, seluruh ekosistem yang berkembang menjadi usang, termasuk penurunan sektor perikanan. Sebuah laporan tentang terumbu karang yang dinyatakan bahwa dalam kondisi terburuk, populasi ka- rang akan hilang pada tahun 2100 karena meningkatnya suhu dan pengasaman laut. Sebagaimana diketahui bahwa banyak spesies lain yang hidupnya bergantung pada terumbu karang.
8. Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon adalah salah satu lapisan atmosfer yang berada di dalam lapisan stratosfer, yaitu sekitar 17-25 km di atas permukaan Bumi. Lapisan inilah yang melindungi Bumi dari bahaya radiasi sinar ultra violet (UV). Berdasarkan pengamatan satelit, diketahui bahwa lapisan ozon secara berangsur-angsur mengalami penipisan sejak pertengahan tahun 1970.
9. Dampak di bidang pertanian
Ketika suhu global akan meningkat, tanaman akan merasa lebih sulit untuk bertahan hidup dan akan mati. Tumbuhan adalah sumber utama makanan bagi manusia dan sebagai akibatnya kekurangan makanan dapat terjadi. Kekurangan makanan dapat menyebabkan perang dan konflik di beberapa negara.
10. Gelombang Panas
Gelombang panas menyebabkan cuaca panas yang berbahaya dan dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak kematian terjadi karena gelombang panas daripada dalam enam puluh tahun terakhir, seperti gelombang panas yang terjadi di India baru-baru ini, seperti diberitakan The Gurdian.
11. Kebakaran Hutan
Walaupun kebakaran hutan adalah kejadian alami, namun dengan bertambahnya jumlah karbon dioksida di udara, dan musim panas yang lebih panas, menyebabkan kebakaran hutan lebih mudah dan sering terjadi. Kebakaran hutan yang lebih sering terus muncul dalam jumlah besar setiap tahun, seperti di Indonesia, australia dan amerika. Laju pembakarannya lebih lama daripada yang terakhir, dan dengan pelepasan karbondioksida ke udara, bukan hanya kehidupan orang-orang dalam bahaya, tetapi satwa liar sangat menderita. Setiap kali api membakar, semakin sedikit oksigen yang ada untuk melawan jumlah karbon dioksida yang berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer.
12. Periode musim yang lebih panjang atau pendek
Perubahan peiode berlangsungnya musim, misalnya musim semi, gugur, hujan, bisa terjadi lebih cepat dan lebih cepat, atau lebih lama dan lebih lama.
13. Gagal Panen
Terjadinya perubahan musim menyebabkan pola cuaca menjadi tidak menentu dan ekstrim. Banjir akibat naiknya permukaan laut, gagal panen, perubahan musim bunga meningkatkan resiko kegagalan tanaman untuk berbuah dan dipanen. Ini akan berakibat negatif pada industri makanan. Harga tanaman pokok bisa saja meningkat drastis. Pada akhirnya akan menimbulkan penurunan kinerja ekonomi. Menurut penelitian terbaru, terdapat 90% kemungkinan bahwa 3 miliar orang di seluruh dunia harus memilih antara pergi bersama keluarganya ke tempat yang beriklim baik atau kelaparan akibat perubahan iklim dalam kurun waktu 100 tahun.
14. Meningkatnya resiko kesehatan
Dengan semakin banyaknya jumlah karbon dioksida terperangkap di atmosfer, kualitas udara untuk pernafasan semakin buruk dan sulit didapat. Jika pemanasan global berlanjut, menurut sebuah perkiraan, AS akan menghabiskan sekitar 60 miliar dolar untuk memerangi penyakit pernapasan dan gejala yang ditimbulkannya.
15. Kepunahan hewan
Pemanasan global meningkatkan resiko terjadinya kepunahan hewan. Terjadinya pemanasan global menyebabkan beberapa satwa mengalami perubahan habitat sehingga bermigrasi. Migrasi ini akan menyebabkan sebagian hewan tidak dapat beradaptasi alias dirugikan. Misalnya saja rubah putih yang bermigrasi kemudian kalah bersaing dengan rubah merah, seperti yang dipublikasikan oleh artikel BBC berjudul “Arctic foxes suffer while reds thrive in northern Canada“.
Cara Mengatasi Pemanasan Global
Penyebab terbesar pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2) yang dilepaskan ketika bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara yang dibakar untuk menghasilkan energi. Besarnya penggunaan bahan bakar fosil untuk aktivitas manusia akan menyumbangkan peningkatan CO2 di udara. Kerusakan lapisan ozon adalah salah satu contoh dampak dari aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem dan biosfer. Kondisi tingginya gas polutan di udara menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pemanasan global, di antaranya sebagai berikut.
1. Peningkatan Kualitas Hidup
Upaya peningkatan kualitas hidup berfokus pada 2 hal, yaitu:
■ Pencegahan Pencemaran dan Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang meliputi: Pemantauan kualitas udara, air, air laut, dan ekosistem gambut; Pencegahan kebakaran lahan dan hutan Peningkatan kesadaran dan kapasitas pemerintah, swasta, dan masyarakat terhadap lingkungan hidup; Pencegahan kehilangan keanekaragaman hayati dan ekosistem; Pemantauan kinerja pengelolaan lingkungan pada usaha dan/atau kegiatan.
■ Penanggulangan Pencemaran dan Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang meliputi: Penanganan pencemaran dan kerusakan lingkungan Pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan sampah plastik; Pengurangan dan penghapusan merkuri; Pembangunan fasilitas pengelolaan limbah B3 dan limbah medis.
2. Pertahanan Bencana Alam dan Iklim
Upaya peningkatan bencana alam dan iklim akan berfokus pada Peningkatan Ketahanan Iklim yang meliputi: Perlindungan kerentanan pesisir dan sektor kelautan; Perlindungan ketahanan air pada wilayah beresiko iklim.
3. Pembangunan Rendah Karbon
Upaya pembangunan rendah karbon akan berfokus pada 3 hal, yaitu:
■ Pemulihan Lahan Berkelanjutan yang meliputi: Restorasi dan pengelolaan lahan gambut; Rehabilitasi hutan dan lahan; Pengurangan laju deforestasi.
■ Pengelolaan Limbah yang meliputi: Penanganan sampah rumah tangga.
■ Rendah Karbon Pesisir dan Laut yang meliputi: Inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan kelautan
4. Bijaksana dalam Menggunakan Tisu dan Kertas
Kalian tahu, tisu terbuat dari apa? Yap, dari kayu, kayu dari mana? Dari pohon, itulah kenapa kita perlu lebih bijak dalam menggunakan tisu dan kertas, karna konsumsi yang berlebihan membuat kita menyia-nyiakan pohon-pohon yang sudah ditebang, membuat tisu dan kertas yang kita miliki cepat habis kemudian kita beli lagi, dan juga menciptakan limbah sampah baru.
5. Mengurangi Penggunaan AC (Air Conditioner)
Sebenarnya tidak hanya penggunaan AC, kulkas, penggunaan cat kaleng, semprotan pengharum ruangan pun mengandung CFC, yang juga perlu kita kurangi penggunaannya. Banyak dari kita yang sering mengeluh panas kan? Dan hal ini membuat banyak dari kita menggunakan atau menyalakan AC, bahkan mungkin ada yang sampe 24 jam nonstop, namun secara tidak langsung kalian justru membuat bumi kita semakin panas karena menciptakan gas rumah kaca, dan juga membuat lapisan ozon kita semakin tipis.
6. Menggunakan Produk yang Ramah Lingkungan
Penggunaan plastik, dan styrofoam, menimbulkan banyak limbah sampah, yang tidak hanya menciptakan timbunan sampah, namun juga mencemari air, dan juga mencemari tanah, dimana mencemari tanah itu juga berpotensi mencemari udara. Ditambah plastik dan styrofoam merupakan bahan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai. Dimana plastik membutuhkan 50-100 tahun untuk terurai dan styrofoam membutuhkan waktu 1 juta tahun.
7. Ikut Berpartisipasi Dalam Kegiatan Penghijauan
Saat ini ada banyak lembaga baik itu lembaga independen maupun lembaga pemerintah dan juga komunitas yang mendukung kegiatan penghijauan, kita bisa mulai dengan mengikuti salah satu diantaranya agar kita bisa update dengan kabar mengenai lingkungan, sehingga kita lebih aware dan sadar kepentingan menjaga lingkungan. Kita juga bisa mengikuti kegiatan mereka untuk melakukan kegiatan penghijauan, atau bisa juga ajak lingkungan sekitar rumah kita untuk melakukan reboisasi bersama.
8. Menggunakan Kendaraan Umum
Selain penggunaan kendaraan pribadi menyebabkan kemacetan, tapi juga menyebabkan polusi udara. Dengan menggunakan kendaraan umum, kita sudah berpartisipasi dalam mengurangi polusi akibat asap kendaraan, dimana asap kendaraan itu berperan banyak sebagai gas rumah kaca, dan juga berbahaya untuk kita hirup.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa upaya penanggulangan terhadap pemanasan global adalah sebagai berikut:
■ Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan bakar organik lainnya.
■ Meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan.
■ Mengurangi deforestation
■ Mengurangi penggunaan produk-produk yang mengandung chlorofluorocarbons (CFCs) dengan menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan.
■ Mendukung dan turut serta pada kegiatan penghijauan
Contoh Soal dan Jawaban
1. Efek rumah kaca adalah istilah untuk menggambarkan pemanasan alami yang terjadi akibat pemantulan gas tertentu yang kemudian terperangkap di atmosfer. Efek rumah kaca dapat menjadi masalah lingkungan secara global jika terjadi...
A. Radiasi sinar ultraviolet
B. Kenaikan kadar karbondioksida
C. Kenaikan kelembaban udara
D. Penurunan suhu lingkungan
2. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!
(1) Mencairnya es di kutub
(2) Terjadinya perubahan iklim
(3) Suhu lingkungan menjadi sejuk
(4) Berkurangnya flora dan fauna
(5) Banyaknya tumbuhan baru
Dampak dari pemanasan global ditunjukkan oleh nomor...
A. 3, 4, dan 5
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, dan 4
D. 2, 3, dan 4
3. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor mengakibatkan naiknya suhu udara di daerah perkotaan yang dapat mengganggu proses pernafasan makhluk hidup. Gas buangan dari kendaraan tersebut bersifat sebagai gas rumah kaca dan racun bagi tubuh. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yang paling tepat adalah...
A. Membuat alat deteksi CO2 pada kendaraan bermotor
B. Memberi penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
C. Membuat saringan CO2 ditempat tempat tertentu
D. Menggalakkan kegiatan penghijauan di kota besar
4. Pemanasan global juga berdampak serius terhadap ekologi. Salah satu contoh dampak pemanasan global di bidang ekologi adalah
A. Perubahan pola cuaca
B. Penipisan lapisan ozon
C. Perubahan habitat beruang laut
D. Mencainya es dan gletser
5. Berikut ini yang bukan merupakan sumber energi alternative yang dapat membantu mengurangi polusi lingkungan berupa emisi karbon adalah
A. PLTU
B. PLTA
C. PLTGL
D. PLTB
6. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Hemat dalam memakai kertas
2) Menanam pohon di rumah dan sekolah
3) Memakai sepeda ke sekolah
4) Memakai motor ke sekolah
Pernyataan yang merupakan upaya siswa untuk mengurangi pemanasan global adalah pernyataan nomor...
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 3 dan 4
C. 1, 3 dan 4
D. 1, 2, 3, dan 4
7. Peranan tumbuhan dalam mengatasi dampak pemanasan global adalah...
A. Menyerap energi cahaya matahari dalam proses fotosintesis sehingga mengurangi panas
B. Menggunakan karbondioksida untuk fotosintesis sehingga mengurangi gas rumah kaca
C. Meneduhkan jalan sehingga panas berkurang
D. Menyerap energi cahaya matahari dalam fotosintesis sehingga mengurangi panas
8. Penyebab pemanasan global yang dapat dilakukan oleh siswa adalah...
A. jalan kaki ke sekolah, sehingga mengurangi produksi CO2 ke atmosfer
B. hemat memakai kertas, sehingga tidak banyak pohon yang ditebang untuk pembuatan kertas
C. memakai prafum semprot ke sekolah, sehingga membebaskan gas CFC ke atmosfer.
D. mematikan lampu belajar setelah selesai belajar sehingga akan menghemat listrik
9. Mekanisme efek rumah kaca yang normal sebenarnya sangat diperlukan bagi kehidupan di bumi karena...
A. mengurangi polusi udara
B. menghangatkan suhu bumi sehingga nyaman untuk dihuni
C. mencegah lubang ozon
D. menghambat radiasi untuk atmosfer bumi
10. Syifa sedang mengamati lingkungan di suatu perumahan, data yang dia peroleh adalah sebagai berikut: rumah-rumah diatur penomorannya dengan rapi, ada pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, dan banyak warga yang memiliki mobil diesel. Perumahan tersebut bersebrangan dengan lahan gambut yang sedang dibakar untuk kemudian ditanami sawit. Syifa menarik kesimpulan bahwa lingkungan perumahan tersebut sudah melakukan salah satu upaya untuk mengurangi kadar CO2 di udara yaitu…
A. mengganti rumah kaca dengan kayu
B. membakar lahan gambut kemudian ditanami sawit
C. membangun pembangkit listrik tenaga surya
D. mengganti mobil listrik dengan mesin diesel