Loading...

6 Cara Menentukan Derajat/Skala Keasaman (pH) dan Kebasaan (pOH) Larutan (Materi SMP)

Advertisement
Setiap jenis zat mempunyai kekuatan keasaman ataupun kebasaan atau disebut sebagai derajat atau skala keasaman ataupun kebasaan. Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai cara menentukan larutan bersifat asam, basa, atau garam dengan menggunakan kertas lakmus. Namun saat ini di laboratorium sekolah dan universitas sudah digunakan alat canggih dengan teknologi digital untuk menentukan skala keasaman ataupun kebasaan suatu zat, yaitu dengan pH meter.

Apa itu pH?
Istilah pH pertama kali diperkenalkan oleh Soren Sorensen, seorang ahli biokimia berkebangsaan Denmark. pH adalah singkatan dari potenz of hydrogen (Potenz = eksponen dan hydrogen = hidrogen). pH merupakan satuan skala dari larutan dengan konsentrasi rendah. Skor pH larutan berkisar antara 0 14. Alat yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan dinamakan pH meter.

Adapun indikator asam basa seperti kertas lakmus, fenolftalein, metil merah, bromtimol biru, dan metil jingga tidak dapat menentukan nilai pH suatu larutan secara pasti. Sebaliknya pH meter dapat menampilkan pH suatu larutan di layar. Cara menggunakan pH meter dengan mencelupkan elektrodanya ke dalam larutan yang diukur pH-nya.

Seperti yang telah kalian ketahui bahwa air merupakan zat yang bersifat netral. Oleh karena sifatnya yang sangat universal dan netral ini, maka air merupakan standar yang dijadikan acuan untuk pH netral suatu zat. pH air ditetapkan sebesar 7. Nilai 7 menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak asam dan tidak basa).

Suatu senyawa dikatakan bersifat asam jika mempunyai nilai pH yang lebih kecil daripada 7. Senyawa basa mempunyai nilai pH yang lebih besar daripada 7. Derajat keasaman suatu senyawa berbeda-beda. Ada yang bersifat asam kuat dan ada pula yang bersifat asam lemah.

Semakin kecil nilai pH atau semakin mendekati skala nol, maka tingkat keasamannya semakin kuat. Sebaliknya, jika nilai pH semakin besar atau mendekati skala 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah. Contoh, jika asam cuka (CH3COOH) mempunyai pH = 3 dan jus jeruk mempunyai pH = 4 maka asam cuka mempunyai keasaman yang lebih kuat daripada jus jeruk.

Begitu juga dengan basa, semakin besar nilai pH atau semakin mendekati nilai 14 maka tingkat kebasaannya semakin kuat. Sebaliknya, jika nilai pH semakin kecil atau semakin mendekati nilai 7 maka tingkat kebasaannya semakin lemah. Contoh, jika natrium hidroksida (NaOH) mempunyai nilai pH = 13, sedangkan pasta gigi mempunyai pH = 8 maka natrium hidroksida (NaOH) mempunyai kebasaan yang lebih kuat daripada pasta gigi.

Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)
Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen) bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan persamaan
pH = log (H+)

Analog dengan pH, konsentrasi ion OH- juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH (potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.
pOH = log (OH-)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0  14 dengan ketentuan sebagai berikut.
Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.

Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH = 14  5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan sehari-hari dinyatakan dalam tabel berikut ini.
Tabel pH Beberapa Jenis Zat
No.
Harga pH
Contoh Material
1.
1
Larutan HCl 0,1 M
2.
6
Susu
3.
7
Air murni
4.
7,2
Darah
5.
14
Larutan NaOH 1 M

Cara Menentukan Derajat Keasaman Larutan
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan dengan menggunakan indikator universal, indikator stik, larutan indikator dan pH meter. Berikut ini penjelasan cara menentukan pH dengan menggunakan cara-cara tersebut.
1. Menentukan pH dengan Indikator Universal
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator berupa kertas dan larutan.
A. Indikator Universal Kertas
Menentukan pH dengan Indikator Universal kertas
Kertas indikator universal memiliki empat buah garis yang berwarna, yaitu kuning, hijau, jingga, dan jingga kecokelatan. Garis warna tersebut akan mengalami perubahan warna jika kertas indikator universal dicelupkan ke dalam suatu larutan yang memiliki sifat tertentu. Perubahan warna yang terjadi pada garis warna kertas indikator universal dicocokkan dengan tabel berikut ini untuk menentukan nilai pH suatu larutan.
Tabel Nilai pH Berdasarkan Perubahan Warna pada Kertas Indikator
Nilai pH
Urutan Warna pada Garis Warna dari Bawah
Warna 1
Warna 2
Warna 3
Warna 4
0
Ungu tua
Kuning
Jingga
Jingga
1
Ungu
Kuning
Jingga
Kecoklatan
2
Unggu muda
Kuning
Jingga
Jingga
3
Cokelat
Kuning
Jingga
Kecoklatan
4
Cokelat muda
Kuning
Jingga
Jingga
5
Kuning
Kuning
Jingga
Kecoklatan
6
Kuning
Kehijauan
Jingga
Jingga
7
Kuning
Hijau pucat
Jingga
Kecoklatan
8
Kuning
Hijau
Jingga
Jingga
9
Kuning
Hijau tua
Jingga
Kecoklatan
10
Kuning
Biru
Jingga
Jingga
11
Kuning
Biru
Kecoklatan
Kecoklatan
12
Kuning
Biru
Cokelat muda
Jingga
13
Kuning
Biru
Cokelat
Kecoklatan
14
Kuning
Biru
Cokelat
Jingga

Contoh:

Kertas indikator dicelupkan ke dalam suatu larutan sehingga garis warnanya berubah menjadi (dari bawah) kuning, biru, jingga, jingga. Jika kita cocokkan dengan tabel perubahan warna pada garis warna kertas indikator universal, maka diperoleh nilai pH larutan tersebut adalah 10.

Dengan menggunakan kertas indikator universal kita dapat menentukan sifat dari suatu larutan apakah bersifat asam, basa, atau netral. Derajat keasaman larutan yang diperoleh dari hasil pengukuran mengindikasikan sifat larutan tersebut. Contoh di atas menunjukkan bahwa larutan yang diuji bersifat basa karena memiliki nilai pH lebih dari 7.

B. Indikator Universal Larutan
Menentukan pH dengan Indikator Universal larutan
Jenis indikator universal larutan, jika dimasukkan dalam larutan yang bersifat asam, basa atau garam yang memiliki pH berbeda-beda akan memberikan warna-warna yang berbeda pula. Perhatikan tabel berikut ini.
Tabel Perubahan Warna Indikator Universal Larutan
Nilai pH
Warna Indikator Universal
 3
Merah
4
Merah jingga
5
Jingga
6
Kuning
7
Hijau kekuningan
8
Biru kehijauan
9
Biru
 10
Unggu

2. Menentukan pH dengan Indikator Kertas (Indikator Stick)
Menentukan pH dengan Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

3. Menentukan pH dengan Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
menentukan pH dengan larutan indikator metil jingga (Metil Orange = MO)
Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10 seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
menentukan pH larutan dengan indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp)
Berikut ini adalah daftar perubahan warna beberpa jenis larutan indikator pada keadaan asam dan basa.
Tabel Perubahan Warna Larutan Indikator
Indikator
Trayek pH
Warna
Basa
asam
Timol biru
1,2  2,8
Kuning
Merah
Metil jingga
3,1  4,4
Kuning
Merah
Metil merah
4,4  6,2
Kuning
Merah
Bromocresol biru
6,0  7,6
Merah
Kuning
Fenoftalein
8,3  10,0
Kuning
Merah tua

4. Menentukan pH dengan pH Meter
pH-meter adalah suatu alat untuk mengukur derajat keasaman (pH) dari suatu larutan. Dengan menggunakan pH-meter, kita akan langsung mendapatkan nilai pH dari suatu larutan tanpa harus melakukan analisis lagi. Jika elektroda pada pH-meter kita celupkan ke dalam suatu larutan, maka kita akan mendapatkan nilai pH larutan tersebut pada layar pH-meter.
Menentukan pH larutan dengan pH Meter
Dengan menggunakan pH-meter juga kita dapat menentukan sifat dari suatu zat atau larutan apakah bersifat asam, basa, atau garam. Nilai pH yang diperoleh dari hasil pengukuran dapat digunakan untuk menentukan sifatnya.

Contoh:

Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan pH-meter diperoleh nilai pH larutan A adalah 5,43. Sehingga, sifat dari larutan A adalah asam karena nilai pH-nya kurang dari 7.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru