5 Cara Menentukan Larutan Bersifat Asam, Basa atau Netral (Garam) + Gambar (Materi SMP)
https://juniorsciences.blogspot.com/2018/01/identifikasi-larutan-asam-basa-garam.html
Daftar Materi IPA Terpadu
Advertisement
Baca Juga:
Untuk mengidentifikasi suatu zat apakah tergolong asam, basa atau garam, dapat dilakukan dengan cara dirasakan. Namun bagaimana jika zat itu beracun atau berbahaya? Untuk menentukan adanya senyawa asam, basa atau garam dalam suatu zat dapat digunakan zat penunjuk atau indikator.
Indikator adalah zat yang dapat berubah warna sesuai dengan sifat lingkungannya. Beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan senyawa asam atau basa adalah kertas lakmus, larutan indikator, indikator alami dan indikator universal.
Selain itu, seiring dengan perkembangan teknolog, sekarang sudah ada alat praktis dan mudah digunakan dalam menentukan sifat suatu larutan yaitu dengan pH meter. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai bagaimana caranya menentukan sifat suatu larutan apakah asam, basa, atau netral (garam). Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
1. Menentukan Sifat Larutan (Asam, Basa atau Netral) Dengan Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah indikator asam basa yang dibuat dari senyawa kimia yang dikeringkan di atas kertas. Bahan senyawa kimia tersebut berasal dari spesies lumut kerak (Rocella tinctoria). Kertas lakmus ada dua jenis, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan jenis larutan asam, larutan basa atau larutan garam. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan sifat lingkungannya.
Warna kertas lakmus merah akan tetap merah pada zat yang mengandung senyawa asam dan senyawa garam (netral). Pada zat yang mengandung senyawa basa, kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi warna biru. Warna kertas lakmus biru akan tetap biru pada zat yang mengandung senyawa basa dan senyawa garam (netral). Warna kertas lakmus biru akan berubah menjadi berwarna merah pada zat yang mengandung senyawa asam. Perhatikan gambar berikut.
Dengan demikian, warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan garam (larutan yang bersifat netral) ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel Perubahan Warna Kertas Lakmus
Indikator
|
Larutan Netral
|
Larutan Asam
|
Larutan Basa
|
Lakmus Merah
|
Merah
|
Merah
|
Biru
|
Lakmus Biru
|
Biru
|
Merah
|
Biru
|
Kertas lakmus digunakan sebagai indikator asam-basa, sebab lakmus memilki beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut.
■ Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa.
■ Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama.
■ Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk lakmus kertas. Lakmus ini adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak.
2. Menentukan Sifat Larutan (Asam, Basa atau Netral) Dengan Larutan Indikator
Larutan indikator asam basa adalah zat-zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan netral sehingga dapat digunakan untuk membedakan larutan yang bersifat asam, basa dan garam. Di laboratorium, indikator buatan yang sering digunakan adalah fenolftalin (PP), Bromtymol biru, metil merah dan metil jingga. Hasil uji keasaman dengan larutan indikator buatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Perubahan Warna Larutan Indikator Buatan
Indikator
|
Larutan Asam
|
Larutan Basa
|
Larutan Netral
|
Metil jingga
|
Jingga
|
Kuning
|
Kuning
|
Bromtimol biru
|
Tidak bewarna
|
Biru
|
Tidak bewarna
|
Metil merah
|
Merah
|
Kuning
|
Kuning
|
Fenolftalin
|
Tidak bewarna
|
Merah
|
Tidak bewarna
|
Perbedaan warna dalam larutan asam dan larutan basa dengan penambahan indikator metil merah, bromtimol biru dan fenoftalin ditunjukkan pada gambar berikut ini.
3. Menentukan Sifat Larutan (Asam, Basa atau Netral) Dengan Indikator Alami
Indikator alami adalah larutan indikator yang diperoleh dari ekstrak bahan pewarna alam, seperti kunyit, bunga kembang sepatu, bunga bougenvil, kulit manggis, kubis ungu, bunga pacar air, dan sebagainya. Warna dari bahan alam itu dapat menjadi indikator karena memberikan warna yang berbeda pada suasana asam, basa, dan netral.
Contoh 1: Parutlah sepotong kunyit, ambil airnya dnegan cara memerahnya. Dalam keadaan netral, kunyit bewarna kuning. Masukkan dalam dua tabung reaksi. Kemudian teteskan pada masing-masing tabung larutan asam dan basa. Lihatlah perubahan warna yang terjadi. Dalam suasana asam, warna kunyit sedikit memucat, sedang pada suasana basa, warnanya akan berubah dari jingga hingga merah.
Contoh 2: cobalah kikis kulit manggis kemudian haluskan dan tambahkan sedikit air. Warna kulit manggis adalah unggu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu ke coklat kemerahan, sedangkan dalam larutan basa terjadi perubahan warna dari ungu ke biru kehitaman.
Contoh 3: dengan menggunakan ekstrak kubis ungu akan diperoleh hasil yang lebih baik, karena dapat memberikan gradasi warna dari merah tua pada suasana asam kuat hingga kuning pada suasana basa kuat, seperti tampak pada tabel berikut ini.
Tabel Perubahan Warna Indikator Ekstrak Kubis Ungu
Indikator
|
Larutan Asam
|
Asam kuat
|
Merah
|
Asam sedang
|
Jingga
|
Asam lemah
|
Merah keunguan
|
Netral
|
Ungu
|
Basa lemah
|
Kehijauan
|
Basa sedang
|
Hijau muda
|
Basa kuat
|
Kuning
|
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator alami dapat dibuat dengan cara membuat ekstrak bahan alam, misalnya bunga kembang sepatu dengan dihalukan atau diblender kemudian dicampur dengan sedikit air lalu disaring. Air yang sudah kita saring itulah yang dapat kita jadikan indikator alami.
Jenis bahan yang dapat kita buat sebagai larutan indikator antara lain : bunga sepatu, bunga pacar air, bunga nusa indah, dan umbi-umbian seperti kunyit atau ekstrak kubis ungu. Adapun dari berbagai laruan ekstrak tersebut jika kita masukkan dalam larutan yang bersifat basa dan asam, hasilnya adalah seperti pada tabel berikut ini.
Tabel Perubahan Warna Berbagai Indikator Alami
No.
|
Ekstrak Bunga
|
Warna
| |
Basa
|
Asam
| ||
1.
|
Bunga sepatu
|
Kuning
|
Merah
|
2.
|
Bunga pacar air
|
Kuning
|
Merah
|
3.
|
Bunga nusa indah
|
Kuning
|
Merah
|
4.
|
Kunyit
|
Merah
|
Kuning
|
5.
|
Kubis ungu
|
Kuning
|
Merah tua
|
4. Menentukan Sifat Larutan (Asam, Basa atau Netral) Dengan Indikator Universal
Indikator universal disebut juga Skala pH (Power of Hidrogen) adalah larutan yang dapat digunakan untuk menentukan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ini ada dua macam, yaitu berbentuk larutan dan berbentuk kertas.
Dalam bentuk larutan, bila dimasukka dalam larutan yang bersifat asam, basa, atau garam akan menunjukkan perubahan warna yang berbeda-beda. Dalam bentuk kertas, seperti halnya dengan kertas lakmus, kertas indikator universal dicelupkan dalam larutan yang hendak diuji kadar pH-nya, maka kertas indikator akan menunjukkan perubahn warna yang berbeda-beda pula, bergantung dari keasaman larutan tersebut.
Larutan atau kertas indikator universal tersebut selanjutnya dicocokkan dengan warna standar yang telah ditentukan skala pH-nya seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Indikator universal mempunyai sekala antara 0 sampai dengan 14. posisi 0 ditempati zat yang bersifat asam, posisi angka 7 yang terletak di tengah-tengah untuk zat yang bersifat netral, sedang 14 untuk zat yang bersifat basa. Dengan kata lain angka kurang dari tujuh zat tersebut bersifat asam, dan jika lebih dari angka 7 zat tersebut bersifat basa.
5. Menentukan Sifat Larutan (Asam, Basa atau Netral) Dengan pH Meter
Diantara berbagai alat ukur keasaman atau kebasaan yang memiliki derajat ketelitian paling akurat adalah pH meter. pH-meter adalah suatu alat untuk mengukur derajat keasaman (pH) dari suatu larutan. Dengan menggunakan pH-meter, kita akan langsung mendapatkan nilai pH dari suatu larutan tanpa harus melakukan analisis lagi. Jika elektroda pada pH-meter kita celupkan ke dalam suatu larutan, maka kita akan mendapatkan nilai pH larutan tersebut pada layar pH-meter.
Dengan menggunakan pH-meter juga kita dapat menentukan sifat dari suatu zat atau larutan apakah bersifat asam, basa, atau garam. Nilai pH yang diperoleh dari hasil pengukuran dapat digunakan untuk menentukan sifatnya.
Contoh:
Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan pH-meter diperoleh nilai pH larutan A adalah 5,43. Sehingga, sifat dari larutan A adalah asam karena nilai pH-nya kurang dari 7.
|
Alat ini relatif mahal dan jarang dipunyai oleh laboratorium sekolah, karena nilai manfaatnya yang relatif sedikit. Di laboratorium, pengujian air dan bahan-bahan larutan dengan menggunakan pH meter sangatlah penting dan berarti, karena ketepatan dan kecepatannya, sehingga lebih efektif serta efisien.